Percepatan Transformasi Digital Di Indonesia

Percepatan Transformasi Digital Di Indonesia

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate memaparkan capaian dan rencana pembangunan infrastruktur untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia.

Menteri Johnny menyatakan capaian pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK), salah satunya penyediaan Base Transceiver Station (BTS) yang saat ini telah beroperasi 1.682 BTS aktif.

"Di tahun 2021 Kementerian Kominfo akan menyelesaikan pembangunan 4.200 BTS, saat ini sedang dalam proses konstruksi, dan dilanjutkan di tahun 2022 sebanyak 3.704 BTS baru," ujarnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi I DPR-RI, di Ruang Rapat Komisi I DPR-RI, Senayan, Jakarta, belum lama ini.

Menurut Menteri Johnny, penyelesaian pembangunan BTS hingga tahun 2024 nanti diharapkan total keseluruhan sebanyak 9.586 BTS telah terbangun dan beroperasi penuh.

"Selain BTS, Palapa Ring pada tahun 2021 memiliki total jaringan sepanjang 12.229 km," ungkapnya.

Mengenai penyediaan akses internet, Menkominfo menjelaskan penyediaan akses internet baru saat ini berjumlah 4.574 titik pada tahun 2021. Data tersebut melengkapi 11.817 titik akses internet yang telah tersedia sebelumnya.

"Di Tahun 2022 akan dilakukan penggelaran akses 22.000 titik secara masif dan terus meningkat tiap tahunnya hingga tersedia 78.391 titik akses internet pada akhir tahun 2024 nanti," tandasnya.

Berkaitan dengan optimasi pemanfaatan Palapa Ring tahun 2022 juga akan dilakukan integrasi Palapa Ring Integrasi dengan usulan total jaringan sepanjang 12.083 km atau sekitar 40%. Adapun masing-masing terdiri dari 8.203 km kabel darat dan kabel laut sepanjang 3.880 KM.

"Konstruksi dan pergelaran yang akan dilakukan dari tahun 2022 sampai dengan tahun 2023 meliputi nilai total capital expenditure sekitar Rp8,6 triliun dengan kebutuhan anggaran Rp3,5 triliun untuk tahun 2022 dan 5,1 triliun di tahun 2023," jelas Menteri Johnny

Sedangkan untuk penyediaan kapasitas satelit, Menkominfo menyebutkan saat ini telah tersedia dan beroperasi satelit berkapasitas 21 gigabyte per second (Gbps).

"Di tahun 2021, Kominfo akan menambahkan kapasitas sebesar 9 Gbps, tahun 2022 dilakukan penambahan 7 Gbps. Dan sampai tahun 2024 nanti akan tersedia kapasitas satelit sekitar 117 gigabyte per second," ujarnya.

Selanjutnya, program Pusat Monitoring Pos, Telekomunikasi dan Penyiaran. Menurut Menteri Johnny, pada tahun 2021 pengukuran quality of service layanan telekomunikasi akan menjangkau 514 kabupaten dan kota. Sedangkan di tahun 2022 akan dilakukan penambahan dashboard yang menyediakan data pos dan penyiaran.

"Sehingga di tahun 2024 diharapkan pusat monitoring pos, telekomunikasi dan penyiaran beroperasi maksimal," jelasnya.

Menurut Menkominfo, Pemerintah menargetkan Analog Switch Off (ASO) dalam program digitalisasi penyiaran pada 2 November 2022 nanti. Salah satu yang disiapkan dengan mendorong digitalisasi penyiaran melalui penyediaan peralatan di 15 wilayah yang belum melakukan penyelenggaraan penyiaran multipleksing.

"Selain itu juga melakukan revitalisasi di 206 lokasi pemancar TVRI, dan memberikan set top box untuk beberapa rumah tangga yang membutuhkan," paparnya.